Sejarah Ceki Cemberuang Orang Nampé Mbaru, Manggarai

Potret kampung Nampé

Menurut penuturan lisan yang disari dari pelbagai sumber, Penulis mendapati, ceki cemberuang orang Nampé Mbaru berawal dari sebuah kisah.

Menurut Br. Enjel Nadut, orang Nampé Mbaru adalah orang Kolé. Endé tua (nenek) dari Kole. Ayah dari Wéwét adalah Raja Todo. Istilah orang Manggarai ata wina pé'ang de Raja Todo. Boleh dikatakan wina lérong de Raja. Tetapi nenek itu dari Kolé. 

Anaknya Nenek itu ada dua orang laki-laki. 
Kakaknya yang masih ada Kolé. Ada guru Mawar (seorang Guru yang bertugas di sana) di Kolé yang menjadi keturunan dari kakaknya Wéwét. Jadi, maksudnya Wéwét ini memiliki seorang kakak kandung. 

Ada kebunnya Empo Wéwét di Bola. Berupa kebun. Wéwét yang menjaga. Di Bola ia melihat perempuan. Hasil wué (berupa kacang) hanya sedikit saja yang diberikan kepada saudaranya. Wéwét tinggal di anak rona. 

Hasil yang diberikan hanya satu luni hasilwué-nya. 

Kakaknya kemudian memarahi Wéwét. Karenanya, Wéwét tidak mau berjumpa lagi dengan kakaknya. Persoalannya di membagi wué

Anak rona kemudian mengatakan, Wéwét ituanak bara wua tuka. Wéwét itu kemudian ke Nampé. 

Nama aslinya bukan Wéwét tetapi ada nama aslinya. 

Soal Ceki.

Karena capu le wa'u. Dia secara sembunyi-sembunyi mengambil anak ayam dibawa dengan potang (sangkar) tetapi potang itu disembunyikannya di dalam semacam baju. Manuk-nya itu kemudian berbunyi iok iok

Orang kemudian babang karena anak ayam itu berbunyi. Sesampai di sebuah kali, anak-anak ayam itupun  dibuangnya. Wéwét kemudian bersumpah bahwa mereka tidak memakan daging ayam.

Kemudian karena ayam adalah hewan kurban, melalui sebuah perundingan, keturunan Wéwét kemudian mereka memindahkan ceki manuk ke cemberuang (Rajawali).

Nah, itulah cikal bakal ceki cemberuang orang Nampé Mbaru.

Silsilah Wéwét.

Wéwét.

Anaknya Wéwét, antara lain: Rina, Péléng, Sambi, dan Lembung.

Rina tersebar di Lambur. Rina memiliki beberapa orang anak. Anaknya yang laki-laki bernama Pinggang. (LihSejarah Empo Rina di Lambur, Flores

Péléng.

Anaknya Péléng adalah Sélé dan Géré. Sélé menetap di Nampé. Anaknya Sélé di Nampé adalah Rimang. Géré menetap di Coal. Sambi ke Boléng. Sedangkan, Lembung seorang perempuan dan bersuamikan orang Ndung, Cancar. Suaminya Lembung namanya Tindok. Tindok berasal dari Coal. Orang Ndung berasal dari Coal.

Potret Kampung Nampé. Foto citra satelit.

Karena ayam adalah hewan persembahan yang lazim digunakan, maka dibuatlah acara adat untuk mengalihkan ceki itu ke cemberuang agu ka (burung rajawali dan gagak). 

Beberapa sumber juga menulis, orang Nampé Mbaru selain dilarang memakan daging cemberuang dan ka juga dilarang memakan daging ayam hutan (rata). 

Persebaran Orang Nampé Mbaru.

Orang Nampé Mbaru berasal dari Kolé, Satar Mésé Utara, Kabupaten Manggarai, Flores. Kemudian keturunan Wéwét hijrah ke Nampé. Keturunan Wéwét ini kemudian menyebar ke Lambur dan Coal  termasuk ke Bolèng di sebelah barat Térang. Yang ke Boléng adalah keturunan Sambi. 

Silsilah Suku Nampé Mbaru.

Wéwét melahirkan Rimang dan Rina. Rimang melahirkan Mbatang, Péléng, Sélé dan Sambi. Rina (laki-laki) hijrah ke Lambur (Lih.Sejarah Empo Rina di Lambur, Flores). Mbatang dan Péléng berada di seputaran Nampé. Sélé ke Coal dan dikuburkan di kandang dekat kampung Coal. Sedangkan, Sambi ke Boléng.

Kemudian, Empo Rina ke Lambur dekat Dahang.  Banyak keturunan Empo Rina di Lambur yang kemudian tersebar ke mana-mana. 

Sedangkan, seperti apa persebaran selanjutnya di Coal dapat dibaca di sini: Sejarah Suku Nampé Mbaru di Coal. Kemudian, bagaimana relasi perkawinan dan relasi woé nelu dan relasi waé téku remong Empo Sélé dari Nampé dengan orang-orang di Coal dapat ditelusuri di sini: Asal Mula Kampung Coal di Manggarai, Flores.

Potret kampung adat Nampé di Satar Mésé Utara

Relasinya dengan Subu, Gelong.

Penelusuran Penulis, di Subu, Desa Gelong juga ada generasi yang bertotem (ceki cemberuang). Hal itu tampak dalam keturunan Yoseph Nabut. 

Acara Kèlas dari Yoseph Nabut di Subu, Gelong

Yoséph Nabut ini memperisterikan orang Nampè Mbaru bernama Thérésia Anut. Thérésia Anut adalah puteri tunggal dari Pétrus Gambut. Pétrus Gambut adalah darah daging dari Yakobus Antan di Coal. Isteri dari Pétrus Gambut berasal Lando, Ndoso dekat Kasong dan Laréng. 

Pétrus Gambut adalah cucu dari Sélé, Rimang dan Wéwét yang merupakan Nampé Mbaru. 

Apa Hubungan Orang Nampé Mbaru dengan Empo Rua di Sampar?

Agar diketahui, salah satu keturunan orang Nampé Mbaru terutama keturunan Sélé, cucunya Theodorus Tamat menikah dengan cucu dari Empo Rua yaitu puteri dari Gaspar Garung Gaspar Garung di Sampar, Desa Pong Lalé. 

Ditulis oleh:
Melky Pantur
Ruteng.
Minggu (10/7/2022).

Informasi tentang Penulis dapat klik di sini: Melky Pantur.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tali Bendera HUT RI ke-78 di Stadion Golo Dukal Terlepas. Apakah Itu Angga?

Bupati Gaspar Parang Ehok Sang Yohanes Pembaptis, Presiden Jokowi Sang Allah Yesus

Sepak Terjang PDI Perjuangan Kabupaten Manggarai dari Periode ke Periode