"Laksana Buah Manis di Tangkainya": Itukah Makna Perjumpaan Pak Christ dan Pak Frans?


Labuan Bajo,
Kamis (23/3/2023)

"Ada waktu untuk berjumpa". Pengkotbah 3 : 5, dalam klausa kedua menulis: Ada waktu untuk memeluk. Ayat 8 klausa pertama menulis: Ada waktu untuk mengasihi.

Kemudian apa korelasinya dengan kutipan Roma 8 : 28: "Kita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah."?

Ada beberapa hal penting yang mau diulas di sini: Memeluk, mengasihi, rencana Allah. 

Memeluk dan mengasihi diawali dengan persuaan. Lalu, apakah persuaan bukan melalui rencana Allah? 

Adagium lama mengatakan: "Dikenal maka disayang!". Kemudian, dipeluk dan dikecup karena rindu. 

Tentu disayang karena telah baku kenal termasuk dikasihi karena pernah berjumpa. 

Kita coba kembali masuk pada tiga keynotes di atas: memeluk, mengasihi dan rencana Allah.

Lihat juga: Pria Kelahiran Meler Alumni Suryadikara

Nah, perjumpaan antara Pak Christ Rotok dan Pak Frans Gero bukan kebetulan tetapi atas rencana Allah. Allah adalah misteri. Karena misteriNya, rencanaNya pun sulit diselami akal manusia. Rencana ada hubungan dengan keputusan. Aku adalah keputusan, sabda Ilahi. Perjumpaan pun kehendak Yang Kuasa.

Mengapa Yang Kuasa mempertemukan beliau berdua? Apakah ada maksud terselubung yang tersembunyi dalam antarkarana Allah? 

Seolah ada nazar mega yang mau dititipkan: 
"Di pundak ini kami kobarkan semangat dan menitipkan rencana Allah". 

Menurut pemikiran manusia, perjumpaan itu hal biasa. Ada perjumpaan karena kepersisan, ada pula perjumpaan karena telah janjian. Bak gerak refleks. Apakah setiap perjumpaan entah kepersisan atau melalui suatu janji bukankah dalam agenda misteri rencana Allah?

Tentu perjumpaan dalam misteri rencanaNya. Lalu, seperti apa misteri rencana itu? Waktulah yang menentukan. 

Kacamata manusia itu adalah persuaan biasa. Ataukah itu adalah tanda? Persoalan ada waktunya. Ada waktu untuk berjumpa. Kok bisa berjumpa? Terkadang persuaan itu sulit sekalipun telah direncanakan. Tetapi selubungnya akan terungkap di masa depan. 

"Persuaan merawat perkoncoan. Putih sucinya bunga bakung unik di antara bunga-bunga lainnya bahkan teratai tonjong sekalipun tak menyamai keindahannya".

Bilamanakah di masa depan Yang Kuasa telah merencanakan untuk apa perjumpaan itu terjadi? Lalu tak ubahnya seorang Ayah dengan puteranya pun pula bak seorang Ibu dengan putera kesayangannya. Demikiankah perlabuhan di atas? Begitukah purnanya kemudian?


Ataukah versi kacamata sangkaan mungkinkah Yang Kuasa hendak menjejakkan kaki Pak Frans seperti Pak Christ nantinya?

Seperti ungkapan ini: Buah manis di tangkainya, embun sejuk di fajar lega terasa di badan. Bunga anggrek elok dipandang kala mekar, damai terasa di sanubari. Putih bakung cermin sucinya hati, batang cemara mengharumkan persahabatan. Nah, saat mekarnya itulah kita baru mengetahui oh ternyata sunguh dan begitu indah pada waktunya. Ternyata anggrek diciptakan untuk keindahan, bukan?  Harumnya batang cemara mendamaikan pikiran. Tentu! Lalu, apakah Pak Christ adalah batangnya, Ibu Hendrika adalah tangkainya dan Pak Frans adalah buah yang ranum manis? Apakah pertemuan itu seperti harumnya batang cemara di waktu yang ternyata? Entahkah begitu yang bakal tercentang di saat tepat pada waktunya?

Apakah ini disebut Christika jilid 2?

Kemudian, siapakah yang merawat buah itu menjadi manis?  Siapakah yang membuat batang cemara begitu wangi? Nah, kira-kira begitulah makna perjumpaan di atas dalam misteri Yang Kuasa. Lalu, apa maksud anggrek diciptakan mekar untuk keindahan tak ubahnya teratai tonjong? Tentukah akan mekar?

Nyaris persis merawat persahabatan menghasilkan buah yang manis di tangkainya. Artinya, sejak berbunga, berbuah, molek ranum hingga menjadi manis semuanya dalam penyelenggaran Ilahi. Sudah baku bahwa makna perjumpaan merawat persahabatan seperti layu akan mekar kembali bila Sang Tirta menyirami, sepoi sang Bayu menyegarkan.

Manakala dikerling lebih dalam, pose di atas menandakan perjumpaan merawat buah yang manis di tangkainya dengan topangan batang yang kuat hingga "indah" pada waktunya. 

Coretan:
Melky Pantur.
24 Maret 2023



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yayasan Komunitas Inovasi Rumpun Bambu Cabang Ruteng Sudah Membagikan Makanan Bergizi ke Sekolah Layani 2236 Peserta Didik

SURAT WASIAT: KEMULIAAN ALLAH SUDAH DEKAT!

Kondisi Jalur Pering, Gulang Menuju Waé Cewé