Sebetulnya Golo Ntalung Spot Wisata di Desa Coal

Coal termasuk Desa yang cukup unik. Barangkali masih terngiang dengan spot wisata di Porong Tédéng?

Desa Coal yang terletak di Kecamatan Kuwus, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) tidak jauh dari jantung kota Kecamatan Kuwus.

Agustus 2022, Kecamatan Kuwus dinahkodai Camat Gabriél Bagung. Bupatinya Pa Edistasius Endi dengan Wakilnya, Pak Yulianus Weng. 

Desa Coal memiliki beberapa anak kampung, seperti: Coal, Lénggo, Béa Waék, Ntalung, Liang Roju, Tamong, Porong Tédéng dan Lida.

Desa Coal berbatasan dengan bagian timur Desa Sama, bagian barat Golowelu, bagian utara Kasong dan bagian selatan hutan RTK 111 Mélér-Kuwus. 


Kali yang mengalir di tengah-tengah Desa itu adalah Waé Lowang. Ada dua kali besar yang mengapiti Desa itu, tampak bagian selatannya Waé Réntang dan bagian barat Waé Ngélé. 

Spot Wisata.

Desa itu memiliki spot wisata yang paling keren adalah Golo Ntalung. Golo Ntalung terletak di antara Porong Tédéng dan Ntalung. Golo Ntalung berada di Raweng Ajo

Spot lainnya seperti di kampung Ntalung, Liang Roju dan Lénggo. Lénggo tepatnya di SDK Coal. Raweng Ajo adalah lokasi wisata mistik.

Pemandangan rutin di Desa Coal adalah awan putih di sepanjang sungai Waé Ri'i. 

Dari Golo Ntalung dapat memandang beberapa arah, seperti: puncak Poco Kuwus, Golowelu, Wéla, Golo Lésu, Dahang dan Nao, Téntang, Sirimésé, Puntu, Kasong, Lando dan Raka. Pemandangan lainnya seperti puncak Poco Likang di Ruteng, Golo Cobok di Desa Meler, Nanu, Lénténg, Léwur, Golo Tebo hingga ke Gapong Cibal. Pemandangan lainnya hingga ke Bajawa, Ngada termasuk bukit-bukit yang menjulang di arah Dampék dan Pota. 

Semua hal di atas dapat dipandang dari Golo Ntalung. Onggokan bukit dan lembah yang indah memanjakan mata pengunjung dari spot Golo Ntalung.

Salah satu view dari Golo Ntalung.

Tengah menata spot objek wisata di Golo Ntalung, Desa Coal, Flores

Kali Waé Lowang. 

Objek Wisata.

Di dekat Desa Coal memiliki beberapa objek wisata, seperti: landainya Waé Ngélé, Waé Lowang, Lénggo, Cunca Cékas dan Raweng Ajo. Yang tak kalah menariknya adalah Liang Lowang.  Juga memiliki beberapa air terjun. 

Lih. juga: Profil Desa Coal 

Lokasi Bandara.

Desa Coal memiliki lapangan bola kaki (butuh penggusuran lebih lanjut) di SDK Coal, kemudian lokasi yang cocok dijadikan sebagai bandar udara khusus untuk pesawat jenis Susi Air terletak di Tamong. Pesawat terbang dapat landing dari arah timur tepatnya dari arah kali Waé Ri'i. Di Tamong, terdapat beberapa kali. Karena bentuknya seperti punggung, Tamong dapat dijadikan sebagai lokasi pembangunan bandar udara di Desa Coal.

Lokasi Pacuan Kuda. 

Di Desa Coal masa lampau, persis di Porong Tédéng terdapat lokasi pacuan kuda yang sekarang sudah tidak dipakai lagi. Tempo dulu kerap melakukan rié jarang (lomba pacu kuda).

Banyak Mata Air.

Desa Coal termasuk Desa yang berkelimpahan mata air. Begitu banyak kali-kali kecil di Desa tersebut. 

Kapela.

Desa Coal memiliki sebuah kapela yang merupakan kapela dari Paroki Hati Kudus Yesus Golowelu. 

Lokasi Panjat Tebing.

Di Desa Coal terdapat lokasi panjat tebing persis berada di Waé Lowang. 

Tanah.

Desa Coal begitu unik. Ada banyak tanah liat, batu kapur berwarna-warni termasuk dugaan serpihan emas yang berkelimpahan. Ada banyak watu lancing (batu marmer).

Di kampung Coal tanahnya subur sedangkan mulai dari Lénggo hingga Porong Tédéng didominasi oleh tanah berwarna merah (tana bontong jarang). Di Desa Coal termasuk Desa yang dominan ditumbuhi resam (cera). 

Hasil Perkebunan.

Hasil perkebunan di sana seperti kopi dan cengkeh. Terdapat banyak pohon ampupu. Persawahannya berupa sawah tadah hujan. Hanya sedikit kemiri dan kakao termasuk vanili di Desa Coal. Tanaman berupa keladi di wilayah Ntalung dan sekitarnya sulit tumbuh selain unsur hara yang kurang juga merupakan daerah yang berkeriapnya semi (njiéng). Belum terdapat berbagai jenis tanaman buah-buahan di Desa tersebut.

Rumah Adat.

Di Desa Coal terdapat dua rumah adat. Pertama Gendang Coal dan kedua Gendang Lida. Gendang Lida adalah gendang widang (berupa rumah adat yang dihadiahkan kepada orang Lida oleh Gendang Coal). Sedangkan, Porong Tédéng pada masa lampau adalah mukang dan juga purang dari orang Coal.

Sebelumnya, Desa Sama juga merupakan Desa pemekaran dari Desa Coal. Desa Sama memiliki gendang tersendiri.

Penerangan.

PLN telah masuk di Desa Coal bahkan sejak tahun 1994 hingga ke Léwur. Tahun 2022, Pemkab Manggarai Barat tengah melakukan pekerjaan pelebaran dari Coal menuju Nggawut. Pasca pelebaran, Pemkab Mabar akan melakukan penghotmiksan di wilayah tersebut.

Jalan Tani.

Desa Coal hampir belum memiliki jalan tani. Paling-paling rabat beton menuju perkuburan di Porong Tédéng dan Tamong. Memang Pemdes dari periode ke periode telah membangun rabat beton, seperti di Porong Tédéng, Liang Roju, Tamong, kampung Coal, dan Ntalung. Artinya, belum ada jalan tani yang dibangun oleh Pemerintah Desa maupun Pemkab Mabar. Akses jalan tani sangat susah di Desa itu.

Air Minum.

Di Desa Coal terdapat beberapa mata air. Warga lebih banyak menggunakan sanyo. Sudah ada pembangunan pipa berupa bronkap tering di Golo Ntalung, perpipaan dari Béa Waék menuju Coal termasuk perpipaan dari Raweng Ajo menuju Béa Waék. Terdapat pula jaringan pipa di Porong Tédéng. Air menuju ke rumah memang masih menjadi kendala besar. 

Gua Maria. 

Di Desa Coal terdapat dua gua Maria, yaitu di Liang Roju dan Lénggo. Kedua titik gua Maria tersebut berada di wilayah strategis spot pariwisata. 

Rutinitas Warga.

Warga Coal bermayoritas petani. Pengusaha kecil dapat dihitung dengan jari. Banyak juga warga yang merantau ke luar daerah.

Ideal.

Desa Coal idealnya sebagai Desa wisata karena memiliki banyak spot pariwisata di dalamnya. Desa Coal memiliki pohon naru layaknya di Waé Garit, Ruteng. Pun ada banyak bunga anggrek.

Hama. 

Desa Coal memiliki hama yang paling merugikan warga berupa rutung (babi landak), motang (babi hutan), kula (musang), bétu (tikus besar), énggo (kucing hutan). 

Burung.

Ada berbagai jenis burung di Desa Coal. Ngkiong (kancilan Flores) tidak terdengar siulannya kecuali di Golowelu dekat Waé Cewé. Itu karena Coal adalah daerah resam. Tidak ada burung kakatua di Desa itu. Masa lampau, ada banyak ngkeling (burung nuri) tetapi karena banyak diburu sekarang burung-burung itu menghilang. Yang paling banyak burung di Desa tersebut adalah jenis tekukur, cikukuak (kokak) dan berbagai jenis burung pipit dengan berbagai jenis warna. 

Hawa. 

Desa Coal adalah daerah dengan hawa sedang. Karena topografinya miring, daerah tersebut rentan dengan kerap terjadinya angin kencang. 

Hasil Perikanan.

Walau Desa Coal memiliki banyak mata air tetapi banyak warga yang tidak berminat di sektor peternakan ikan. Mayoritas warga memelihara babi dan sedikit ayam kampung. Desa tersebut merupakan daerah penghasil rukus (kepiting/crab) hanya saja tidak banyak orang yang ingin membudidayanya. Daerah tersebut juga memiliki banyak udang di masa lampau tetapi sekarang kemudian lenyap karena pengaruh obat-obatan. 

Ternak. 

Ternak berupa kambing, kuda, sapi dan kerbau jarang bahkan tidak terlihat. Itu karena daerah tersebut mayoritas ditumbuhi resam. Desa Coal juga banyak ditumbuhi senduduk (ndusuk) dan sensus rona (tekelan). 

Tumbuhan.

Yang paling banyak di Desa Coal adalah resam (cera), ilalang (ri'i), senduduk (ndusuk), kawéng, tekelan (sensus) dan pelepah (wakas). Dengan banyaknya kawéng dan ndusuk berbagai jenis burung ada bermacam-macam jenis di Desa itu. Tidak banyak ditumbuhi enau dan bambu. Di wilayah kampung Coal merupakan daerah penghasil bambu berupa helung. Masa lampau, orang-orang di Coal begitu rajin menganyam keranjang berupa joréng, roto dan lidé. Era yang kian maju, kerajinan tangan itu sudah tidak kelihatan lagi.

Penghasilan Utama.

Begitu banyaknya yang menanam cengkeh, daerah yang ditumbuhi resam sudah pelan-pelan ditanami cengkeh. Sedangkan, kopi, kakao dan kemiri lebih banyak di kampung Coal bagian timur menuju Waé Réntang.

Umbian.

Tidak banyak jenis umbian di Desa itu kecuali sedikit keladi, ubi kayu dan talas. 

Buah.

Advokat, jambu, durian, semangka, rambutan, jeruk, rambutan, belimbing, pir, duwet, anggur, apel, sirsak, buah naga, dan nangka jarang terlihat. Pinang dan kelapa pun enggan ditanami warga. Jagung pun jarang ditanam karena hama mendominasi. Tanaman berupa labu-labuan jarang terlihat di sana-sini. Pohon nangka sedikit terlihat satu dua. Tanaman yang paling digandrungi warga adalah pisang. Tanaman pisang pun masih bersifat sporadis.

Pohon yang Dominan. 

Yang paling dominan tumbuh liar adalah waék (sengon lokal), ara. Ara tidak terlalu banyak. Tetapi orang-orang mulai menanam ampupu dan sedikit mahoni. Pohon jati jarang terlihat. Selain ampupu, cengkehlah yang rutin ditanami warga. 

Kacang.

Tak begitu nampak terlihat kacang-kacangan di Desa tersebut. Orang-orang hanya menanam secara sporadis. 

Yang Menakutkan.

Banyak warga Desa Coal yang tertekan karena hama babi landak. Ada banyak tanaman cengkeh, ubi kayu, keladi dihabisi babi landak. Monyet tidak terlalu kelihatan.

Binatang Melata.

Di Coal memiliki beberapa jenis binatang melata, seperti: ular hijau, bunglon, tokek. Semakin berkembangnya pemukiman, ular hijau hampir tidak terlihat kecuali tikus.

Sentuhan Pemerintah.

Warga Coal membutuhkan banyak donoran yang perlu disentuh oleh Pemerintah berupa tanaman cengkeh dan salam. Selain tanaman, warga Coal juga membutuhkan bantuan alat pertanian dan berbagai jenis benih, baik kacang-kacangan maupun tanaman hortikultura lainnya berupa bawang.

Alat Pertanian.

Warga Coal mengerjakan kebun masih bersistim manual. Sentuhan alat pertanian hampir tidak terlihat. Banyak lahan tidur maupun lahan pertanian yang tidak dikerjakan karena difaktori banyaknya kendala. 

Sistim Irigasi.

Hampir tidak terlihat irigasi pertanian termasuk pembangunan embung di Desa tersebut. Ada banyak mata air tetapi Pemerintah belum membangun cek dam di Desa tersebut.

Daerah Tujuan Wisata.

Desa Coal didukung oleh alamnya yang indah dengan berkeriapnya view spot. Hawanya sejuk dan merupakan daerah sedang akan membuat pengunjung tidak kedinginan. Berbeda dengan Golowelu yang berada di bibir hutan. Mengunjungi Desa itu akan terkagum-kagum akan keindahan panoramanya dari empat sisi. Landaian onggokan gunung dari menghijau hingga ke membiru akan menghadirkan puji-pujian bagi Tuhan. Apabila ingin melihat tepi pantai, pengunjung pun tinggal bertandang ke sana. Pemandangan pagi adalah fajar menyingsing dengan awan putih yang berbaring indah di relung sungai Waé Ri'i.  Pemandangan alamnya memang sangat indah memesona. 

Pemandangan dari Ruteng ke Golo Ntalung.

Ketika Anda ke Coal, umpamanya bergegas dari Ruteng, mata Anda akan dimanjakan dengan pelbagai keindahan. 

Ketika tiba di Cancar, lodok bakal memberimu kekaguman. Ketika tiba di Goloworok, Anda akan melihat hamparan persawahan dari Cancar hingga bentangan alam ke Kota Ruteng. Ketika masuk ke Puar Léwé di RTK 111 Mélér-Kuwus, Anda akan disuguhi keindahan alam yang aduhai. Lalu, bergegaslah ke Golo Ntalung, maka view indah sejauh mata memandang kian mendekat kepada Anda. Bergegaslah dari Ruteng saat fajar tiba. Dijamin lelah Anda bakal terbayar lunas. 

Melky Pantur.
Senin (8/8/2022).






















Komentar

Postingan populer dari blog ini

SURAT WASIAT: KEMULIAAN ALLAH SUDAH DEKAT!

Tali Bendera HUT RI ke-78 di Stadion Golo Dukal Terlepas. Apakah Itu Angga?