Sejarah Ceki Ndingar Orang Ko'it, Congkar
Orang-orang Gendang Watu di Ko'it, Congkar dekat Manus, Kabupaten Manggarai Timur, Flores memiliki cerita tersendiri mengenai ceki (totem). Gendang Watu bertotem atau ceki ndingar (kayu manis).
Awal Kisah.
Menurut Bapak Yuvens Rodos, warga asal Gendang Watu, Ko'it, Congkar, Kabupaten Manggarai Timur, Kamis (16/6/2022) di kediamannya di Ténda, Kelurahan Poco Mal, Kecamatan Langké Rembong menuturkan, nenek moyang mereka zaman lampau memiliki cerita tersendiri mengenai ceki.
Baca juga: Rumus Bahasa Manggarai
Kala itu, ceritanya, nenek moyang mereka tengah membakar kayu manis (haju ndingar) -belum diketahuinya di mana peristiwa itu terjadi.
Pada saat dibakar, bau kayu ndingar itu amat menyengat. Baunya mampu mengusir roh-roh halus. Karena baunya itu, nenek moyang mereka memutuskan untuk pindah ke tempat lain.
Tidak Digunakan Sembarangan.
Bapak Yuvens menjelaskan, sejak kejadian itu, kayu ndingar tidak ditebang sembarangan. Sekalipun itu ranting, keturunannya pun tidak mengambilnya. Kayu manis bisa dibakar hanya digunakan pada saat ritual-ritual adat saja.
Baca juga: Roh Alam adalah Sahabat Manusia.
Robos.
Diceritakan, ketika generasinya membakar kayu manis dan dijadikan sebagai kayu bakar di dapur, maka keturunannya menjadi robos (kulit tubuh terkena penyakit berupa bintik-bintik dan bernanah).
Asal Mula Orang Gendang Watu.
Menurut cerita yang diperolehnya secara lisan, orang Gendang Watu pindah dari Ko'it. Sebelum ke Ko'it, mereka datang dari Wéol, Cancar. Nenek moyang itu awalnya datang dari Batak (Sumatera).
Baca juga: Wéla Bombong.
Watu Langga.
Gabungan dari Ko'it dan Watu lahirlah istilah Watu Langga sehingga Ko'it-Watu itu kerap disebut Watu Langga. Sedangkan, pada masa dulu, Congkar adalah Haménté.
Situs Kuno di Golo Sipi.
Dirinya menuturkan, di sebelah kampung Watu, terdapat situs kampung kuno. Kampung kuno itu berbentuk segi empat dan terbuat dari batu. Ada pintu masuk ke situs itu. Situs itu terbuat dari batu-batu besar. Situs itu mirip benteng.
Simak juga: Ajang.
Catatan:
Sejarah ceki ndingar masih digali lagi. Membutuhkan banyak narasumber lain untuk menjelaskannya.
Melky Pantur.
Ruteng.
Kamis (16/6/2022).
Komentar
Posting Komentar