Aku, Melky Pantur Membasuh Kaki Sang Kakek Saat Masih Kecil

 Gaspar Garung

Namanya Gaspar Garung. Beliau adalah Kakek dari saya, Mélky Pantur. Persis beliau adalah ayah dari ibu kandung saya, Véronika Danut. Véronika Danut menikah dengan pria asal Coal dari ceki cemberung, Sang Kakek mengambil gadis asal Ranggi dari ceki nuling (pohon beringin) bernama Sobina Sidung. Sang Kakek bertotem gude (ceki lusa). 

Rumah Sang Kakek di Sampar. Saya lahir dan dibesarkan di sini.

Saya lahir di kediaman sang Kakek dan dibesarkan oleh Kakek dan Nenek di Sampar, Desa Pong Lalé, Kecamatan Ruteng pada hari Kamis, 3 Desember 1981. Saya dibaptis di Gereja Sta. Maria Fatima Cancar oleh Pater Pius Kila. 

Pada saat Kakek sakit, ia kerap batuk-batuk. Sebelum hari ajalnya tiba, persis sang Kakek duduk di sebuah tempat tidur. Saya mengambil kain lalu mencelupkannya di air kemudian membasuh kakinya hingga bersih. Sang Kakek kemudian memberi saya uang senilai Rp5.000,-. Saya menerimanya. Yah, hadiah dari sang Kakek tentulah saya sangat gembira. Itu adalah rezeki bagi saya.

Pada saat saya Komuni Pertama di SDI Nggawang, sang Kakek dan Neneklah yang mendampingi pada waktu itu. Kami memakai pakai seragam SD. Pastor Komuni Pertama pada waktu itu adalah RD. Beny Bensi, Pr. 

Kakek Gaspar Meninggal.

Tidak lama kemudian sang Kakek meninggal. Tetapi aku telah membasuh kakinya. Tindakan saya pada waktu itu karena sungguh sayang dan mencintai  sang Kakek. Kakek Gaspar dikuburkan di perkuburan keluarga di Sampar.

Memandikan Kakek Yakobus Antan.

Namanya Yakobus Antan. Ia adalah ayah dari Bapakku, Theodorus Tamat. Persis kedua orang tuaku tinggal di gubuk reot di Kebun Pancasila, Ntalung.

Yakobus Antan menikahi perempuan asal Coal, namanya Regina Nganul maka lahirlah Theodorus Tamat. Saya adalah cucunya Yakobus Antan. Sayangnya foto Kakek Yakob tidak ada. 

Kisah Pemandian.

Bukan hanya Kakek Gaspar Garung yang saya bersihkan tubuh mereka sebelum ajal tiba tetapi Kakek Yakobus Antan saya memandikannya hingga bersih. Saya menimba air lalu memanaskannya. Setelah airnya panas, saya kemudian memandikan dirinya pada saat pagi hari. Siang harinya sang Kakek Yakob pun meninggal dunia. Kakek Yakob dikuburkan di perkuburan umum Tamong, Desa Coal.

Dua Tempat Kesaksian.

Kesaksian Pertama.

Di rumah Kakek Gaspar saya lahir dan dibesarkan. Di rumah itu pulalah Yang Lanjut Usianya datang kepadaku. Allah Yesus Sang Terang bersama Elia juga mengunjungi aku di rumah ini. 2022, rumah di Sampar ini telah dibangun baru oleh sepupu saya (késa), Lexy Paléng (Aléxandér Magno Ximénés Paléng), sehingga gambar di atas kenangan atas rumah itu. 

Allah Yesus

Pada waktu itu, Allah Yesus datang dalam terangnya yang bersinar bak matahari di siang bolong. Itulah kisah di tempat kelahiranku dan di rumah saya membaptis Kakek Gaspar.

Mimpi Semalam. 

Sabtu malam (8/4/2023) saya bermimpi lagi tentang rumah itu. Dalam mimpi itu, tampak Pamanku, saudara kandung dari Ibuku, Herman Kiot merasa kaget ternyata rumah itu telah diperbaiki dengan baik dengan masih mengikuti arsitektur lama hanya saja seperti Gereja Katedral lama. Itulah yang mendorong saya menulis cerita ini hari ini, Minggu (9/4/2023) bertepatan dengan peringatan kebangkitan Allah Yesus.

Kesaksian Kedua. 

Pada saat masih muda saya kerap membersihkan Kebun Pancasila di Ntalung, Coal. Di tempat di mana saya memandikan Kakek Yakobus Antan saat masih SMPN I Kuwus, persis di gubuk kediaman kami yang pertama yang dibangun Ayahku, Theodorus Tamat, pada hari itu datanglah Tiga Yang Kudus di Kebun Pancasila siang itu: Yang Lanjut Usianya, Allah Yesus dan Elia (Yohanes Pembaptis). Beliau bertiga berkata-kata tetapi melihat aku yang selesai menerabas kebun itu. 

Memang perjumpaan dengan Tri Kudus itu amat khusus di tempat itu. 

Dua tindakan yang saya lakukan karena rasa sayang dan cinta terhadap kedua Kakekku yang berjasa telah melahirkan aku ke bumi. Artinya, melalui perantaraan merekalah saya lahir di bumi. 

Bukan hanya Tri Tunggal Yang Mahasuci tetapi juga Bunda Maria kerap mengunjungi aku dalam kepapaanku dalam dunia nyata. 

Bunda Maria Penolong Abadi

Saya menulis ini bukan untuk mendapat pujian dari siapapun tetapi semata-mata mengingat tindakanku di masa kecil yang membasuh kaki Kakek Gaspar dan memandikan Kakek Yakob sebelum ajal mereka tiba. Hal mana dilakukan Tuhan Yesus membasuh kaki para muridnya sebagaimana tertulis dalam Kitab Suci Perjanjian Baru. 

Dari apa yang saya lakukan, biarkanlah semua orang mengetahui bahwa bahwa Allah Tritunggal dan Bunda Maria memang hidup dalam dunia nyata hingga tahun 2023.

Dua tindakan pembasuhan kaki dan pemandian adalah tindakan kasih terhadap sesama manusia. Pembasuhan kaki adalah tindakan Allah Yesus saat di sungai Yordan. Sedangkan, tindakan pemandian adalah tindakan Yohanes Pembaptis.  Saya pun melakukan kedua tindakan itu, baik yang dilakukan Tuhan Yesus maupun Yang Agung, Yohanes Pembaptis. 

Selamat Paskah bagi Allah Yesus.  Semoga kita semua diberkati Tuhan Yesus, Allah Yang Agung.

Ditulis oleh:
Melky Pantur
Minggu (9/4/2023).















Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yayasan Komunitas Inovasi Rumpun Bambu Cabang Ruteng Sudah Membagikan Makanan Bergizi ke Sekolah Layani 2236 Peserta Didik

SURAT WASIAT: KEMULIAAN ALLAH SUDAH DEKAT!

Kondisi Jalur Pering, Gulang Menuju Waé Cewé