Malang: Nomen est Omen dan Céar Cumpé
Stadion Kanjuruhan Malang. Foto: Istimewa.
Di bangku sekolah, para guru kerap menyebut sebuah sintaks kepada murid-murid mereka yang mirip ucapan mantra. Ungkapan mantra itu begini: nomen est omen. Para murid tidak tahu ungkapan itu yang ternyata bahasa Latin yang artinya nama adalah tanda, nama identik dengan pribadi seseorang.
Okelah Malang adalah sebuah kota. Entah kenapa dan bagaimana sejarahnya sehingga salah satu nama negeri di Jawa Timur itu disebut malang. Membutuhkan banyak literatur untuk memengertikan tentang itu. Pertanyaan yang membersit kepala orang-orang adalah mengapa daerah Malang disebut malang? Malang itu artinya melintang posisinya (sebuah kata sifat); celaka, bernasib buruk, kurang beruntung.
Salah satu literatur menyebutkan nama Malang berawal dari sejarah Kerajaan Kanjuruhan di kota itu pada abad 7 masehi sekitar 12 abad yang lalulah yang konon semasa Ken Arok. Kanjuruhan adalah kerajaan tertua di Jawa Timur.
Dalam peta menunjukkan, Malang adalah kota yang melintang di antara Gunung Kawi dan Gunung Arjuna. Malang tetangga Singasari. Tetapi Malang seolah-olah dikepung oleh tiga gunung yang salah satunya Gunung Semeru. Bagian timur Gunung Semeru, bagian barat Gunung Kawi dan bagian utara gunung Arjuna. Semeru adalah salah satu gunung api di Jawa Timur.
Kita kembali ke ungkapan nomen est omen. Nama Malang tentu sangat tidak baik bagi penghuninya. Apakah perlu céar cumpé ulang? Kota Malang tentu nama yang tidak baik. Melintang posisinya dalam artian tertentu disebut lamba. Lamba berarti menghalangi, penghalang, melintang. Walau diakui melintang posisinya sama dengan horizontal _____ bukan vertikal (tegak lurus). Dalam konteks tertentu disebut labang. Labang artinya tertidur dengan terentang lurus, melintang. Melintang posisinya dalam konteks tertentu ibarat kematian. Orang mati tidurnya melintang posisinya.
Gola malang yang berbentuk peti korpus. Ibarat daging manusia yang adalah makanan manis seperti gula-gula (gola) rasanya enak bagi Singha. Foto: Felix Janggu.
Gola malang misalnya sejenis nama gula aren orang Manggarai, Flores yang berbentuk seperti peti mati. Malnya memang dibuat demikian unik. Gola malang posisinya melintang atau horizontal berbentuk peti korpus.
Stadion Kanjuruhan Malang.
Sabtu (1/10/2022) adalah peristiwa tragis paling malang di Malang dalam catatan dunia bola sepak Indonesia termasuk transmondial. Bahkan pertama tertragis di Indonesia. Persis juga peristiwa itu di sebuah stadion. Stadium bentuknya melintang halnya lapangan bola sepak walau dirancang berbentuk elips juga.
Coba disimak baik-baik nama tempat ini: Stadion Kanjuruhan Malang. Ketiganya adalah identitas keterangan, yah keterangan benda dan tempat; nama benda dan nama tempat. Ketiganya adalah keterangan dari Subjek, Predikat, Objek dan Keterangan (SPOK). Contoh kalimat: Suporter Arema mati mengenaskan saat menonton bola di Stadion Kanjuruhan Malang. Stadium, Kanjuruhan, Malang dapat dijadikan sebagai keterangan. SKM adalah keterangan.
Stadion Kanjuruhan.
Perhatikan frasa ini: Stadion Kanjuruhan. Jika ditambah malang, maka menjadi Stadion Kanjuruhan Malang. Apabila ketiga kata itu ditulis begini Stadion Kanjuruhan malang, maka hasilnya Stadion Kanjuruhan itu bernasib buruk, kurang beruntung. Namun, apakah hanya itu stadion di Malang?
Stadion Kanjuruhan dalam beberapa literatur menyebutkan Kanjuruhan adalah perubahan bunyi dari Kanuruhan. Dalam catatan sejarah, Kanuruhan adalah sebuah Kerajaan Hindu yang dipimpin oleh Dewa Singha yang disucikan oleh api Sang Siwa.
Patung Singha di Stadion Kanjuruhan Malang. Foto: Istimewa. Apakah penting dibuatkan ritual adat khusus?
Dewa Singha.
Di stadion Kanuruhan terdapat patung Singha. Orang di luar Malang tentu bertanya kok ada patung berbentuk singa? Yah, ternyata sesuai sejarahnya, bukan? Atau?
Kanuruhan.
Kanuruhan adalah nama yang tidak baik apabila ditinjau dari aspek bahasa lain (nomen est omen). Ka-nuruh-an apabila dieja amat sangat tidak baik. Ka itu artinya gagak, nuru/h artinya daging. Dengan demikian berarti daging gagak. Gagak berwarna hitam. Apabila ditulis han ditambah g, maka menjadi hang (bahasa Manggarai). Hang artinya makanan. Apa hubungan antara singa, daging dan makanan? Singa tentu memakan daging. Enak!
Dalam sejarah lain, misalnya bagaimana Daniel dibuang ke kandang singa oleh Raja Nebukadnezar. Daniel menurut ceritanya selamat. Kemudian dalam kisah-kisah Romawi Kuno bagaimana orang-orang dibuang ke kandang singa menjadi santapan singa, menjadi nuru (daging).
Mati di Kandang Singa.
Dewa Singha adalah sejarah Kanuruhan. Peristiwa tragis 1 Oktober 2022 di Stadion Kanjuruhan Malang memang begitu menyedihkan. Seolah-seolah kurang lebih seratusan orang mati di dalam kandang singa. Arema ibarat kandang singa, Persebaya masuk ke kandang singa artinya kandang lawan. Tetapi ibarat kisah Daniel, Persebaya selamat. Arema di-nuru-kan singa. Bilamana dieratkan dengan api Sang Siwa dengan kabar bahwa muka dari yang terkena gas air mata berlebam hitam tampaknya, walau utopi belaka, dibakar oleh api Sang Siwa melalui tangan para polisi yang berjaga-jaga meski aturan FIFA penggunaan gas air mata dilarang keras tetapi faktanya telah terjadi demikian, bukan?
Arti Kata.
Mengutip sebuah sumber, menulis, kata malang dalam bahasa Jawa berarti menghalang-halangi. Hal itu berkaitan dengan kisah penyerangan Kesultanan Mataram di Malang 1614. Sedangkan, kata mala artinya kebatilan, kecurangan, kepalsuan dan kejahatan - butuh refrensi tambahan karena masih diperdebatkan oleh para pakar menyangkut sejarah Kota Malang).
Refleksi Budaya.
Apakah penting perlunya refleksi budaya dan sejarah berkaitan stadium itu? Apakah ada ritual khusus di stadion itu? Misalnya bagaimana kisah sejarah Raja Gajayana membuat tempat suci pemujaan bagi Resi Agastya. Dalam catatan literatur yang ada, Resi Agastya adalah perwujudan Dewa Siwa. Karena pemujaan, maka rakyat Kanjuruhan makmur dan sejahtera kala itu.
Seolah-seolah jasmerah, mungkinkah perlunya suatu ritual khusus agar perlunya rekonsiliasi dengan pemilik kehidupan? Ini hanya sebatas retoris belaka. Ataukah ritual itu telah dilakukan?
Yang pasti bahwa kematian peristiwa Stadion Kanjuruhan Malang malang, yah dalam analisis postmodernis karena situasional semata. Kurang reflektif atau perbedaan mind set antara polisi dan panicia. Atau paninya hanya mau cia? Hanya saja perlu melihat apa memang karena latar belakang ritual adat tidak dilakukan. Yang namanya melakukan refleksi supaya tidak tinggal kosong saja. Yang pasti bahwa nama Malang identik dengan sial, buruk, kurang beruntung makanya Kota Malang perlu dibaptis ulang (céar cumpe kolé). Diubah namanya karena sangkaan keras nomen est omen.
Melky Pantur
Ruteng, Flores
Senin (3/10/2022).
Komentar
Posting Komentar