Ilmu "Toka" Teknik Menghempas Awan

 


Setiap orang pasti ingin menjadi sakti mandraguna tanpa-tanpa aji-aji. Sakti mandraguna tentu bertujuan untuk membawa kebaikan bukan keburukan bagi dunia.

Dalam ilmu "toka" terkadang mantra adalah medium pamungkas bahkan ada beberapa materi yang digunakan. Materi tersebut berupa watu dali atau batu asah (direndam ke dalam air), asap rokok, halia (lia). 

Ilmu "toka" untuk mendatangkan hujan atau agar hujan tidak turun menggunakan teknik tertentu. Lazimnya berupa guru dan sungké.

Kepala Desa Meler, Siprianus Gaut 
rela menyerahkan lahannya untuk
pembangunan Gua Maria.

Toka sebenarnya ajian untuk memindahkan awan di langit menggunakan tenaga bayu (angin). Dalam Hinduisme, Indra adalah Dewa Cuaca dan Bayu adalah Dewa angin. 


Tentu bayu adalah unsur penting untuk mengatur hujan atau kemarau (kering). Awan sebenarnya bergerak karena hempasan angin. Tanpa bayu, awan diam dan tetap di langit.

Awan terbentuk karena uap air dari bumi, tetumbuhan, hewan dan laut akibat terkena sinar matahari (surya). Uap air itu kemudian mengumpal di udara bahkan dapat membentuk awan cumolonimbus (awan yang pekat). 

Surya.

Daerah katulistiwa memiliki waktu siang dan malam. Masing-masing 12 jam. Ketika fajar menyingsing, maka mentari memanasi apa saja di bumi. Surya sebenarnya tidak pernah berhenti untuk bersinar. Surya selalu menyinari bumi 1 x 24 jam. Di garis katulistiwa 1x12 jam surya bersinar walau ada daerah lain di belahan bumi yang hanya sebentar saja menikmati senja. 

Luangkan waktu Anda tonton video di atas!

Toka.

Toka adalah sebuah ilmu menghempas awan agar tidak berkumpul di daerah yang diminta. Misalnya, Kota Ruteng diminta untuk cerah. Cerahnya Kota Ruteng sepanjang hari tentu melalui ajian di mana awan harus dipindahkan. Jika awan dipindahkan, maka petir juga harus dipindahkan karena awan identik dengan petir. 

Lalu, bagaimana cara memindahkan petir dan hujan? Nah, bayu menjadi andalan utama. Bayu diminta untuk meniup secara kencang memindahkan awan ke daerah lain misalnya lautan atau samudera. 

Bagaimana caranya meminta bayu? Nah, hal inilah yang menjadi pertanyaan penting bagaimana caranya meminta bayu untuk bertindak baik untuk menghempas awan maupun membawa jauh petir?

Ilmu yang dimiliki seseorang khususnya toka sebetulnya ilmu meminta kebaikan bayu agar bertindak cepat mencerahkan bumi agar matahari tetap menembus bumi tanpa dihalangi awan (rewung tenggem).

Penulis hanya menjelaskan sampai di sini saja bahwa toka adalah ilmu memindahkan awan berkumpul di langit di mana sesuai yang diminta di daerah tertentu tidak perlu turun hujan. Bagaimana cara komunikasi dengan bayu? Nah, hal itu hanya dimiliki oleh orang-orang yang sakti mandraguna tanpa aji-aji. Toka  adalah ilmu sakti menghempas awan. 

Ayo simak video ini. 
Salah satu tetumbuhan anti petir.


Pécak Rewung.

Pécak rewung maksudnya ajian yang dimiliki agar rewung terpencar sehingga awan tidak berkumpul. Ajian untuk mengumpulkan awan disebut halimun petak. Halimun petak adalah ilmu untuk mendatangkan awan (rewung) sehingga tempat tertentu menjadi susah dipandang. Dalam bahasa Manggarai disebut rewung tenggem.

Halimun petak hampir banyak dimiliki oleh orang-orang di belahan bumi. Daerah Manggarai tempo dulu, ajian halimun petak kerap dipakai dalam perang bahkan petir diundang untuk menghalau musuh. 

Sekian!

Ruteng.
Sabtu (11/6/2022).




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yayasan Komunitas Inovasi Rumpun Bambu Cabang Ruteng Sudah Membagikan Makanan Bergizi ke Sekolah Layani 2236 Peserta Didik

SURAT WASIAT: KEMULIAAN ALLAH SUDAH DEKAT!

Kondisi Jalur Pering, Gulang Menuju Waé Cewé